Minggu, 11 Desember 2016

MANUSIA DAN DUNIANYA….

Manusia Dan Dunianya….

Filsafat manusia di rumusakn sebagai suatu refleksi atas pengalaman manusiawi untuk memperoleh paham tentang kedudukannya yang khas di tengah mahluk-mahluk lainnya. Dalam refleksi tersebut , eksistensi ditemukans ebagai suatu pengalaman induk.
Dengan keluar dari diri, manusia mejadi diri. Relasi kepada sesame mendahului relasi kepada dunia. Melalui sesame aku menjadi “at home” di dunia.
Berada sebagai manusia berarti memanusiakan dunia. Manusia menjadi manusia dengan memanusiakan dunia. Proses humanisasi ini disebut “membudaya”.
Kebudayaan merupakan jawaban khas manusia atas segala macam situasi yang dihadapinya. Situasi itu beraneka ragam. Manusia sebagai mahluk biologis berbeda situasinya dengan manusia sebagai mahluk social , dan lain lagi dengan manusia sebagai mahluk religious. Situasi juga bisa menjadi lain karena perbedaan zaman dan daerah. Zaman dulu brbeda dengan zaman sekarang. Kebudayaan Timur berbeda dengan kebudayaan Barat. Dari sebab itu dapat dikatakan bahwa kebudayaan bersifat dinamis dan beraneka ragam.

Mahluk yang membudaya
Dunia alam menjadi dunia budaya berkat manusia. Proses peralihan ini disebut proses humanisasi.
Tanah gersang diolah menjadi subur, batu batuan alam disususn sehingga terbentuk  bangunan rumah. Usaha manusia untuk memahlukkan dan menyesuaikan alam dengan kebutuhan manusia kita sebut dengan “membudaya” termasuk manusia itu sendiri. Dengan memanusiakan alam manusia memanusiakan dirinya sendiri. Dunia dan manusia tidak dapat terpisahkan dan terjalin suatu hubungan timbal balik.  Proses membudaya adalah suatu proses humanisasi . humanisasai ini dapat ditafsirkan dalam arti yang sangat luas atau dalam arti yang lebih sempit.

Berada di dunia
Dengan perkataan “di” atau “didalam” bukan mau menunjukkan tempat seperti air “didalam”g elas atau anjing “diadalam”  kandangnya, melainkan suatu cara berada yang berhubungan dengan eksistensi manusia . bagaikan seekor siput yang berada sekaligus dengan sarangnyya. Tanpa kerangnya, siput tersebut akan mati . siput dan sarangnya merupakan dua bagian , namun sekaligus suatu kesatuan yang tak terpisahkan.
Dunia menjadi objek yang kuahas. Manusia dan dunia adalah dua kenyataan yang tak terpisahkan. Manusia adalah uatu kesatuan dengan dunia alam (imanensi), namun sekaligus bertransendensi terhadapnay (transendensi)
Karena kesatuan inilah dunia berfungsi dalam proyek manusia tentang dirinya. Manusia  berusaha untuk membuat dunia menjadi rumahnya. Dengan demikian dunia dengan segala potensionalitasnya ikut terwujud.
Manusia memang pemberi arti , tetapi hal itu tidak dapat dengan sewenang-wenang. Segala usaha membudaya harus sesuai dengan orientasi yangh adir dalam  alam.
Kita tidak dapat memerintah alam tapi menaatinya. Diri kenyataan berfungsi sebagai norma yang mengikat. Sama halnya dengan usaha menuju suatu pengetahuan yang benar. Kenyataan harus ditaati sebagai norma.




Referensi
Adelbert Snijders, Antropologi filsafat, Manusia Paradoks dan Seruan : PT Kanisius, 2004


Tidak ada komentar:

Posting Komentar