Manusia Dan Dunianya….
Filsafat manusia di rumusakn sebagai suatu refleksi atas
pengalaman manusiawi untuk memperoleh paham tentang kedudukannya yang khas di
tengah mahluk-mahluk lainnya. Dalam refleksi tersebut , eksistensi ditemukans
ebagai suatu pengalaman induk.
Dengan
keluar dari diri, manusia mejadi diri. Relasi kepada sesame mendahului relasi
kepada dunia. Melalui sesame aku menjadi “at home” di dunia.
Berada
sebagai manusia berarti memanusiakan dunia. Manusia menjadi manusia dengan
memanusiakan dunia. Proses humanisasi ini disebut “membudaya”.
Kebudayaan
merupakan jawaban khas manusia atas segala macam situasi yang dihadapinya.
Situasi itu beraneka ragam. Manusia sebagai mahluk biologis berbeda situasinya
dengan manusia sebagai mahluk social , dan lain lagi dengan manusia sebagai
mahluk religious. Situasi juga bisa menjadi lain karena perbedaan zaman dan
daerah. Zaman dulu brbeda dengan zaman sekarang. Kebudayaan Timur berbeda
dengan kebudayaan Barat. Dari sebab itu dapat dikatakan bahwa kebudayaan
bersifat dinamis dan beraneka ragam.
Mahluk yang membudaya
Dunia alam
menjadi dunia budaya berkat manusia. Proses peralihan ini disebut proses
humanisasi.
Tanah
gersang diolah menjadi subur, batu batuan alam disususn sehingga terbentuk bangunan rumah. Usaha manusia untuk
memahlukkan dan menyesuaikan alam dengan kebutuhan manusia kita sebut dengan
“membudaya” termasuk manusia itu sendiri. Dengan memanusiakan alam manusia
memanusiakan dirinya sendiri. Dunia dan manusia tidak dapat terpisahkan dan terjalin
suatu hubungan timbal balik. Proses
membudaya adalah suatu proses humanisasi . humanisasai ini dapat ditafsirkan
dalam arti yang sangat luas atau dalam arti yang lebih sempit.
Berada di dunia
Dengan
perkataan “di” atau “didalam” bukan mau menunjukkan tempat seperti air
“didalam”g elas atau anjing “diadalam”
kandangnya, melainkan suatu cara berada yang berhubungan dengan
eksistensi manusia . bagaikan seekor siput yang berada sekaligus dengan
sarangnyya. Tanpa kerangnya, siput tersebut akan mati . siput dan sarangnya
merupakan dua bagian , namun sekaligus suatu kesatuan yang tak terpisahkan.
Dunia
menjadi objek yang kuahas. Manusia dan dunia adalah dua kenyataan yang tak
terpisahkan. Manusia adalah uatu kesatuan dengan dunia alam (imanensi), namun
sekaligus bertransendensi terhadapnay (transendensi)
Karena
kesatuan inilah dunia berfungsi dalam proyek manusia tentang dirinya. Manusia berusaha untuk membuat dunia menjadi rumahnya.
Dengan demikian dunia dengan segala potensionalitasnya ikut terwujud.
Manusia
memang pemberi arti , tetapi hal itu tidak dapat dengan sewenang-wenang. Segala
usaha membudaya harus sesuai dengan orientasi yangh adir dalam alam.
Kita tidak
dapat memerintah alam tapi menaatinya. Diri kenyataan berfungsi sebagai norma
yang mengikat. Sama halnya dengan usaha menuju suatu pengetahuan yang benar.
Kenyataan harus ditaati sebagai norma.
Referensi
Adelbert
Snijders, Antropologi filsafat, Manusia
Paradoks dan Seruan : PT Kanisius, 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar