HAKIKAT PERMASALAHAN
FILSAFAT
Adapun sifat
yang membedakan filsafat dari ilmu-ilmu pengetahuan, yang memberikan corak yang
khusus kepadanya ialah : pertanyaan –
pertanyaan yang diajukan, persoalan – persoalan yang dihadapinya.
Pertanyaan
filsafat itu meliputi :
a. Apakah ada hakikatnya barang ini
ataukah tidak ada?
b. Apakah sesungguhnya kebenaran itu?
c. Apakah sebenarnya manusia itu?
d. Apakah sebetulnya pertanyaan ini
diajukan terhadap “segala sesuatu?”
Demikianlah hakikat permasalahan filsafat itu meliputi hal hal sebagai
berikut:
Filsafat dikatakan sebagai ilmu
pengetahuan, suatu bentuk pengetahuan. Orang berhubungan dengan kenyataan
melalui pengetahuannya , timbullah soal-soal dan usaha-usaha utnuk
memecahkannya yang merupakan pekerjaan pengetahuan pula.
Setiap
ilmu pengetahuan adalah usaha untuk mengerti, suatu bentuk pengetahuan.
Dan disamping penting
bagi ilmu-ilmu pengetahuan, maka pengetahuan kita ini dalam kehidupan kita
sehari-hari memegang peranan yang tidak
kecil pulla. Akan tetapi kebanyakan orang menerima apa adanya, kita dapat
mengerti itu sebagai hal yang sangat biasa. Bagi mereka pengetahuan manusia
tidaklah merupakan pertanyaan atau persoalan. Mereka telah tidak “heran” algi.
Lagi pula semua ilmu pengetahuan itu menerima pengetahuan manusai sebagai suatu
kenyataan. Akan tetapi sebenarnya pengetahuan – penegtahuan kita itu suatu hal
yang mengagungkan. Maka seorang filsuf merasa “heran” dan menanyakan pada
dirinya sendiri tentang :
a. Apakah sebenarnya pengetahuan kita
itu?
b. Bagaimanakah terjadinya , bagaimanakah
mungkin bahwa objek yang ada diluar saya toh seakan – akan dapat masuk dalam
pikiran saya?
c. Apakah pengetahuan itu sungguh dapat
dipercayai, walaupun sering ternyata salah?
d. Dimanakah etak batas – batas
pengetahuan kita?
e. Ataukah kita mungkin mengerti segala
galanya
Objek penegtahuan kita adalah semua yang ada. Inilah lapangan
filsafat.
Apakah ini dapat dirinci lebih lanjut???
Kita sadar bahwa kita ini ada, tumbuh-tumbuhan ada, batu –
batu ada. Tuhan juga ada. Jadi teranglah bahwa “ada” itu adaah unsur yangs ama
yang terdapat dalam segala yang ada. Akan tetapi “ada-nya” barang itu
berlain-lain, jadi ada tingkatannya.
Jadi yang kita lihat ialah ada kesamaannya, kesatuan,
bersamasama dengan kebanyakragaman, kebanyakan. Juga di dalam dunia yang fana ini
semua berubah, perubahan dan pergerakan adalah sifat khusus daripada dunia
tempat kita hidup.
Misalnya perubahan siang – malam, pertumbuhan mahluk hidup,
perkembangan sejarah……kita sendiri juga berubah . dulu anak kecil yang rewel,
nakal sekarang mahasiswa, nanti berubah menjadi seorang ahli. Aku ini tetap
aku, tetapi telah berubah.
Hidup manusia lebih kita nilai lebih tinggi daripada
tumbuh-tumbuhan atau kesehatan kita
nilainya lebih tinggi daripada kesakitan, kita lebih suka hidup
terhormat daripada terhina, kita lebih senang hidup daripada mati dan
sebagainya.
Apakah nilai itu???dan bagaimanakah dapat kita ketahui?
Bagaimanakah dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari ? nilai yang
paling banyak kita pergunakan ialah : Baik-buruk. Boleh dikatakan semua kita
nilai dengan ukuran ini. Sebab kita yakin bahwa kita wajib berbuat baik dan
menolak yang buruk. Jadi harus mengerti pula apakah yang baik dan apakah yang
buruk itu.
Ternyata pula ada perhatian antara baik dan bahagia, tetapi
apakah kebahagiaan itu dan bagaimanakah kebahagiaan itu dapat dicapai?
Selanjutnya apakah yang indah, mulia, baik , yang kita kajar itu.
Jadi nilai-nilai itu merupakan dorongan untuk berbuat ,
mengarahkan perbuatan dan kegiatan kita. Didalam semua usaha kita maka kita seakan
– akan dipimpin oleh suara hati.
Referensi
Burhanudin Salam,
Pengantar Filsafat, Jakarta : Bumi Aksara, 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar