Sabtu, 24 Desember 2016

HAKIKAT PERMASALAHAN FILSAFAT

HAKIKAT PERMASALAHAN FILSAFAT

Adapun sifat yang membedakan filsafat dari ilmu-ilmu pengetahuan, yang memberikan corak yang khusus  kepadanya ialah : pertanyaan – pertanyaan yang diajukan, persoalan – persoalan yang dihadapinya.
Pertanyaan filsafat  itu meliputi :
a.      Apakah ada hakikatnya barang ini ataukah tidak ada?
b.      Apakah sesungguhnya kebenaran itu?
c.       Apakah sebenarnya manusia itu?
d.      Apakah sebetulnya pertanyaan ini diajukan terhadap “segala sesuatu?”

Demikianlah hakikat permasalahan filsafat itu meliputi hal hal sebagai berikut:
Filsafat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan, suatu bentuk pengetahuan. Orang berhubungan dengan kenyataan melalui pengetahuannya , timbullah soal-soal dan usaha-usaha utnuk memecahkannya yang merupakan pekerjaan pengetahuan pula.
Setiap ilmu pengetahuan adalah usaha untuk mengerti, suatu bentuk pengetahuan.
Dan disamping penting bagi ilmu-ilmu pengetahuan, maka pengetahuan kita ini dalam kehidupan kita sehari-hari  memegang peranan yang tidak kecil pulla. Akan tetapi kebanyakan orang menerima apa adanya, kita dapat mengerti itu sebagai hal yang sangat biasa. Bagi mereka pengetahuan manusia tidaklah merupakan pertanyaan atau persoalan. Mereka telah tidak “heran” algi. Lagi pula semua ilmu pengetahuan itu menerima pengetahuan manusai sebagai suatu kenyataan. Akan tetapi sebenarnya pengetahuan – penegtahuan kita itu suatu hal yang mengagungkan. Maka seorang filsuf merasa “heran” dan menanyakan pada dirinya sendiri tentang :
a.      Apakah sebenarnya pengetahuan kita itu?
b.      Bagaimanakah terjadinya , bagaimanakah mungkin bahwa objek yang ada diluar saya toh seakan – akan dapat masuk dalam pikiran saya?
c.       Apakah pengetahuan itu sungguh dapat dipercayai, walaupun sering ternyata salah?
d.      Dimanakah etak batas – batas pengetahuan kita?
e.      Ataukah kita mungkin mengerti segala galanya
Objek penegtahuan kita adalah semua yang ada. Inilah lapangan filsafat.
Apakah ini dapat dirinci lebih lanjut???
Kita sadar bahwa kita ini ada, tumbuh-tumbuhan ada, batu – batu ada. Tuhan juga ada. Jadi teranglah bahwa “ada” itu adaah unsur yangs ama yang terdapat dalam segala yang ada. Akan tetapi “ada-nya” barang itu berlain-lain, jadi ada tingkatannya.
Jadi yang kita lihat ialah ada kesamaannya, kesatuan, bersamasama dengan kebanyakragaman, kebanyakan. Juga di dalam dunia yang fana ini semua berubah, perubahan dan pergerakan adalah sifat khusus daripada dunia tempat kita hidup.
Misalnya perubahan siang – malam, pertumbuhan mahluk hidup, perkembangan sejarah……kita sendiri juga berubah . dulu anak kecil yang rewel, nakal sekarang mahasiswa, nanti berubah menjadi seorang ahli. Aku ini tetap aku, tetapi telah berubah.
Hidup manusia lebih kita nilai lebih tinggi daripada tumbuh-tumbuhan atau kesehatan kita  nilainya lebih tinggi daripada kesakitan, kita lebih suka hidup terhormat daripada terhina, kita lebih senang hidup daripada mati dan sebagainya.
Apakah nilai itu???dan bagaimanakah dapat kita ketahui? Bagaimanakah dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari ? nilai yang paling banyak kita pergunakan ialah : Baik-buruk. Boleh dikatakan semua kita nilai dengan ukuran ini. Sebab kita yakin bahwa kita wajib berbuat baik dan menolak yang buruk. Jadi harus mengerti pula apakah yang baik dan apakah yang buruk itu.
Ternyata pula ada perhatian antara baik dan bahagia, tetapi apakah kebahagiaan itu dan bagaimanakah kebahagiaan itu dapat dicapai? Selanjutnya apakah yang indah, mulia, baik , yang kita kajar itu.
Jadi nilai-nilai itu merupakan dorongan untuk berbuat , mengarahkan perbuatan dan kegiatan kita. Didalam semua usaha kita maka kita seakan – akan dipimpin oleh suara hati.


Referensi

Burhanudin Salam, Pengantar Filsafat, Jakarta : Bumi Aksara, 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar