Selasa, 27 Desember 2016

PENTINGNYA FILSAFAT BAGI MANUSIA

“Kalau hidup hanya sekedar hidup, kera dihutan juga hidup. Kalau kerja hanya sekedar kerja, kerbau disawah juga bekerja”[1].
Seperti itu lah Buya Hamka menggambarkan manusia, hidup jangan hanya sekedar hidup saja, tapi hidup juga harus berfikir bagaimana cara menjalani hidup yang baik. Berfikir sering kali diartikan oleh orang kebanyakan adalah suatu cara orang berfilsafat, berfilsafat didorong oleh keinginan untuk memahamkan apa yang telah kita ketahui dan untuk mengetahui apa yang belum kita ketahui. Berfilsafat bisa juga diartikan dengan merendahkan hati bahwa tidak semuanya mampu kita ketahui dalam alam semesta ini.

Bekerja jangan asal bekerja, tapi bekerjalah dengan ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang selalu kita geluti sejak kita memasuki bangku pelajaran Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Berfilsafat dengan ilmu bearti kita harus jujur dengan diri kita sendiri, akan apa yang kita ketahui tentang ilmu, bagaimana ilmu memberikan kita pengetahuan tentang sesuatu yang belum kita ketahui.

Berfilsafat secara dasariah adalah salah satu cara untuk mengetahui siapa kita, potensi apa yang kita miliki, dan apa orientasi kita terhadap suatu bidang ilmu yang harus kita kuasai dengan cara memunculkan pertanyaan untuk diri kita. Siapa aku? Ingin kemana aku? Apa tujuan hidup aku?. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering, dan pasti akan selalu muncul oleh para filosof sebelum memahami apa hakekat yang sebenarnya dari filsafat, mencari dan terus mencari sebuah kebenaran dari suatu cabang ilmu merupakan proses dari berfilsafat.
 Pengertian Filsafat
Berbicara soal filsafat ingatan kita cendrung akan teringat kepada sebuah negara yaitu Yunani Kuno, ya dari negara inilah kata filsafat berasal yang berasal dari dua suku kata “philos” dan “shofia”. Philos bearti cinta yang sangat mendalam dan shopia adalah kearifan atau kebijaksanaan. Secara harfiah dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah kecintaan yang sangat mendalam akan kearifan dan kebijaksanaan.

Seseorang yang sedang berfilsafat diumpamakan laksana orang yang sedang menginjakkan kakinya dibumi, sedangkan dia menengadah jauh kelangit melihat bintang-bintang dimalam hari, seakan dirinya ingin menembus gelapnya malam untuk mengetahui sebuah kebenaran dibalik cahaya bintang dan kegelapan yang menyelimuti malam. Atau bagaikan seorang yang berdiri di atas bukit yang tinggi yang kemudian melihat kelembah dan ngarai, dia ingin menyibak sebuah kebenaran dibawah lembah yang dalam dan kelam, dia ingin menghadirkan dirinya dalam sebuah kenyataan alam semesta yang ditatapnya.

Sebelum membahas tentang pengertian filsafat ada baiknya kita singgung sedikit terkait karakteristik filsafat, dalam sebuah buku Filsafat Imu Sebuah Pengantar Popular menuliskan karakteristik filsafat[2] itu adalah pertama menyeluruh, seorang ilmuwan atau filosof tidak akan pernah puas dengan memahami sebuah ilmu dari sudut pandang ilmu itu sendiri, kadang mereka berusaha menemukan sebuah konstelasi hakekat sebuah ilmu dari sudut pandang ilmu yang lain. Apakah itu dilihat dari sudut pandang moral, agama, sosial, politik, lingkungan dan berbagai aspek lainnya. Dari sinilah muncul sifat filsafat itu secara menyeluruh melihat dan memahami hakekat kebenaran dari sebuah ilmu itu dari berbagai sudut pandang, kajian dan penelitian.

Karakteristik kedua filsafat adalah mendasar, orang yang berfilsafat tidak hanya menengadahkan pandangannya melihat bintang, tapi juga sering dan selalu melihat tempat dia menginjakkan kakinya, bahkan sampai jauh kedasar tempat dia berpijak. Dia tidak percaya begitu saja akan kebenaran ilmu, dia akan selalu bertanya dan bertanya hingga memunculkan siklus pertanyaan melingkar yang dimulai dari suatu titik permulaan pertanyaan, Mengapa ilmu dapat disebut benar? Bagaimana proses penilaian kriteria kebenaran? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan hingga dia menemukan sndiri kebenaran atau bantahan dari sebuah kebenaran ilmu.

Karakteristik filsafat yang ketiga adalah spekulasi, terus terang kita tidak akan mampu memahami seluruh pengetahuan yang ada secara keseluruhan dan bahkan kita juga tidak yakin akan sebuah titik awal yang menjadi jangkar pemikiran secara mendasar. Dalam hal ini kita hanya butuh berspekulasi terhadap sebuah penggalian dan pencarian kebenaran akan ilmu. Menyusur sebuah lingkaran pertanyaan kita harus mulai dari suatu titik spekulatifnya, yang penting dalam proses, analisis dan pembuktian kebenaran ilmu, kita mampu memisahkan spekulasi mana yang bisa diandalkan dan mana yang tidak bisa diandalkan.

Setelah membahas karakteristik filsafat, selanjutnya kita coba secara singkat pengertian filsafat. Kajian secara teori, banyak pakar ahli filsafat mendefenisikan tentang filsafat, diantaranya :

Conny Semiawan, at al (1998 : 45)[3] menyatakan bahwa filsafat ilmu pada dasarnya adalah ilmu yang berbicara tentang ilmu pengetahuan (science of sciences) yang kedudukannya di atas ilmu lainnya.

Suriasumantri (2005) menyatakan bahwa filsafat sebagai bagian dari sebuah epistemologi (filsafat pengetahuan) yang memunculkan lingkaran pertanyaan untuk mencari proses pembenaran, yang dimulai dari sebuah titik awal pertanyaan yang sangat mendasar tentang apa yang ditelah oleh ilmu?.

John Brubcher, Mengemukakan filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia, terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya.

Harun Nasution, filsafat ialah berpikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dan agama) dan dengan sedalam-dalamnya, sehingga ke dasar-dasar persoalan.

Imam Barnadib, Menyebut filsafat sebagai pandangan yang menyeluruh dan sistematis. Disebut menyeluruh, karena filsafat bukan hanya sekedar pengetahuan, malinkan suatu pandangan yang dapat menembus di balik pengetahuan itu sendiri.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, terkait apa itu filsafat? Filsafat adalah induk dari semua ilmu dan awal dari langkah mencari dan pembuktian akan kebenaran sebuah ilmu yang sudah ada sebelumnya dan melahirkan akan kebenaran ilmu pengetahuan dengan cara penelitian yang menggunakan akal budi mengenai hakekat segala yang ada, sebab, asal usul dan hukumnya.

Hubungan Manusia dan Filsafat

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang telah mencapai derajat sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, termasuk diantaranya malaikat, jin, binatang dan lain-lain. Diantara kesempurnaan itu terlihat dari ciri-ciri manusia yang memiliki jasmani (fisik) yang terdiri dari kapur, air dan tanah yang bagus, ruh yang berfungsi untuk menggerakkan jasmani dan jiwa yang didalamnya ada rasa dan perasaan, yang terdiri dari 3 unsur :

· Syahwat (Lawwamah) darah hitam, yang dipengaruhi oleh sifat Jin, seperti rakus, pemalas, dan serakah.
· Ghodob (Ammarah) darah merah, yang dipengaruhi oleh sifat setan, seperti sombong dan merusak.
· Natiqoh (Muthmainah) darah putih, yang dipengaruhi oleh sifat malaikat, seperti bijaksana, tenang, berbudi luhur.

Otak merupakan alat dalam menjalankan dan mengendalikan jiwa yang didalamnya terdapat tiga bagian, yaitu : Akal (timbangan) antara hak dan yang bathil, Pikir (hitungan) tentang untung dan rugi, Zikir (ingatan) tentang menghambbakan diri kepada sang pencipta.

Filsafat adalah induk semua ilmu yang ada dalam semesta ini, manusia berfilsafat guna mencari kebenaran dari sebuah ilmu, manusia berfilsafat untuk melatih otak yang diberikan oleh Allah untuk berfikir, berfikir apabila memakai sifat Natiqoh maka akan tercipta sebuah penemuan yang bermanfaat dari cabang filsafat ilmu, jika otak dipakai dengan menggunakan Syahwat dan Ghodob maka akan menghasilkan filsafat ilmu yang lebih banyak mudharat dari manfaatnya, seperti contoh, ditemukannya semacam virus H2C dalam ilmu kesehatan, yang kemudian disebar keseluruh dunia dan dikenal dengan nama penyakit HIV.

Begitulah hubungan antara manusia dan filsafat yang saling mengisi, manusia mempelajari ilmu yang kemudian disebut berfilsafat, filsafat memberikan titik temu antara kebutuhan manusia dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam menguak sebuah kebenaran dari cabang ilmu. Selagi manusia masih berfikir positif maka akan terus tercipta pembaharuan-pembaharuan dari ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi manusia berikutnya dan akan lahir peradaban-peradaban baru dalam dunia ini. Namun apabila manusia sudah berhenti berfikir atau berfikir negatif maka peradaban yang sudah ada akan hancur dan terciptalah penemuan-penemuan yang menyesatkan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan yang digeluti oleh filsuf.

Pentingnya Filsafat

Ilmu merupakan salah satu cabang pengetahuan yang berkembang dengan pesatnya, perkembangan ilmu pengetahuan tak akan pernah lepas dari kajian dan studi ilmiah. Filsafat merupakan induk semua ilmu dalam rangka mencari pembenaran dalam sebuah ilmu pengetahuan.

Filsafat merupakan perbincangan untuk mencari hakekat dari gejala yang ada atau mencari sesuatu dari segala yang ada. Dalam artian filsafat adalah landasan utama dari segala hal, tumpuan dari segala hal, maka jika salah dalam mengaplikasikan filsafat dalam kehidupan tentu akan sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan umat manusia.

Untuk itu perlu kita ketahui apa pentingnya filsafat bagi manusia, secara teori pentingnya bisa dimaknai dengan apa manfaatnya filsafat bagi manusia. Sebelum memahami arti penting filsafat tentu perlu juga kita ketahui apa tujuan filsafat. Menurut Barber (1988)[4] tujuan filsafat sering dicirikan dengan pencarian kepastian dan kebenaran, bukan hanya mengejar kemurnian metodologis atau pemahaman yang kritis pada diri sendiri. Kepastian merujuk pada kebebasan dari kontingensi dan aspirasi untuk mencapai pengetahuan yang tak tergoyahkan.

Belajar filsafat mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul dalam otak manusia, merenungi setiap detik hembusan nafas yang keluar dari dalam rongga hidung, memahami setiap detak nadi yang terletak dipergelangan tangan kita.

Beberapa manfaat atau pentingnya filsafat bagi manusia, pertama bisa dikelompokkan pentingnya filsafat bagi diri sendiri, kedua, pentingnya filsafat bagi umat (manusia), ketiga, pentingnya filsafat bagi ilmu pengetahuan.

Pentingnya filsafat untuk diri sendiri :

Ø Filsafat memberikan ketentraman dalam hal pemikiran, dan segala sesuatu itu tidak nampak seperti apa adanya.

Ø Filsafat mengantarkan manusia pada derajat yang dijanjikan Allah, derajat kemulian.

Ø Filsafat mampu menjawab pertanyaan siapa kita, mau kemana kita

Ø Berfilsafat mampu memberikan kepuasan diri dalam hal pencarian kebenaran yang sebenarnya.

Ø Berfilsafat mampu membuat kita untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan kita dalam hal menyampaikan pendapat yang benar, menalar dengan jelas, membedakan argument yang baik dan buruk.

Pentingnya filsafat bagi umat :

Ø Filsafat akan membimbing manusia menemukan jawaban dari semua pertanyaan yang ada dalam pemikiran manusia.

Ø Filsafat akan memberikan manusia pandangan hidup, cara dan untuk bertahan hidup.

Ø Menjadi sumber inspirasi dan pedoman dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, politik, sosial, dan agama.

Ø Filsafat mengajarkan manusia untuk berfikir secara bijaksana dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam kehidupannya dengan cara berfikir secara logika.

Pentingnya filsafat bagi ilmu pengetahuan :

Dalam penelitian ilmu pengetahuan selalu berhubungan dengan apa yang dilhat, atau yang sering disebut dengan menggejala atau mewujud. Jika kehidupan pengetahuan itu diibarat dengan pohon, maka filsafat adalah akarnya, sedangkan batang, daun, ranting, dahan, bunga dan buah menjadi cabang ilmu pengetahuan yang ada didalamnya.

Sebagai induk (akar) dari semua ilmu pengetahuan, filsafat akan terus berkembang untuk melahirkan penemuan-penemuan baru dibidang ilmu pengetahuan, sebagai contoh, pada tahun 90-an di Indonesia untuk berkomunikasi dengan sahabat, sanak saudara yang ada diperantauan kita harus terlebih dahulu pergi kewartel, atau mengirimkan surat, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan sekarang manusia sudah bisa mengasih kabar berita kepada kawan melalui Short Message Service (SMS) melalui handphone yang dimiliki.

Dalam filsafat akan selalu orang mempersoalkan akar masalah, manusia tidak mau menerima begitu saja, seperti dulu orang mengganggap bahwa bumi ini datar dan pasti ada ujungnya, namun berkembangnya ilmu maka ditemukanlah bahwa bumi ini bulat. Filsafat menguak keterbatasan manusia untuk mengetahui semua ilmu pengetahuan, dengan berfilsafat yang tersembunyi dibalik lampisan bumi yang terdalam.

Berfilsafat dalam ilmu pengetahuan akan memunculkan hakekat kebenaran dari sebuah ilmu yang selama ini diyakini oleh manusia. Berfilsafat akan melahirkan ilmu-ilmu baru yang akan bermanfaat bagi manusia.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan pentingnya filsafat bagi manusia, untuk menjaga stabilitas keilmuan yang sudah ada dengan terus dimodifikasi dengan penelitian ilmiah, mencari hakekat kebenaran dari ilmu, dan menciptakan ilmu pengetahuan yang berguna bagi generasi selanjutnya guna meneruskan peradaban dunia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar