“Digugu
dan di Tiru”
Guru dalam filosofi Bahasa Jawa adalah sebuah kata yang
mempunyai makna "digugu lan ditiru". Maksud dari digugu lan ditiruadalah
bahwa seorang guru harus bisa memenuhi 2 kata tersebut, yakni pertama digugu
yang artinya bahwa perkataannya harus bisa dijadikan panutan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban tersebut baik yang berupa
alasan-alasan maupun bukti-bukti yang logis dalam penyampaian sesuatu terhadap
siswanya maupun kepada masyarakat umum. Maka dari itu seorang guru harus
mempunyai kewibawaan juga wawasan yang cukup tinggi, sebab apapun yang
diucapkannya akan dianggap benar oleh murid-muridnya.
Yang kedua, sosok seorang guru harus bisa ditiru,
baik tingkah lakunya, segala hal yang diucapkannya (pengetahuannya),
semangatnya, dan budi pekertinya harus bisa dijadikan teladan. Sehingga dengan
terpenuhinya kedua kata tersebut yaitu "digugu lan ditiru" maka
tujuan pendidikan niscaya akan dicapai dengan baik.
Profesi seorang guru tidaklah hanya semata-mata sebuah
pekerjaan yang mengajar anak didik. Tetapi, tugas dan peran guru jauh lebih
berat dan sangat mulia, yaitu menyiapkan masa depan. Hasil karya guru sangat
diharapkan untuk bisa melukis masa depan Indonesia, sebagai ujung tombak dan
penentu masa depan bangsa. Sosok seorang guru harus mampu menjadi teladan
pembelajar yang tidak henti-hentinya untuk terus belajar dan menstransfer
ilmunya kepada anak didik demi meraih masa depannya dan demi kemajuan bangsa
tercinta ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar