Ketika berbicara mengenai filosofi
kepemimpinan, ternyata Indonesia juga memiliki filosofi yang memiliki makna
yang cukup mendalam. Filosofi tersebut dijabarkan dalam tiga kalimat berbahasa
Jawa : : ”Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri
Handayani”. Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, yang menciptakan
filosofi ini saat mendirikan Taman Siswa sebagai tempat belajar bagi pribumi
pada masa penjajahan Belanda.
Pada awalnya filosofi ini ditujukan
kepada pendidik agar bisa menginspirasi, memberikan teladan dan memotivasi
siswanya. Namun filosofi ini ternyata sangat pas pula untuk seorang pemimpin ,
karena sejatinya seorang pemimpin bersesuaian dengan figur seorang guru yang
mendidik murid-muridnya.
Apa sih makna dari ketiga filosofi
tersebut? Yuk kita bahas bersama.
1. Ing Ngarsa
Sung Tuladha
”Ing Ngarsa Sung Tuladha” berarti
dari depan memberikan teladan. Seorang pemimpin merupakan orang yang akan
dilihat oleh seluruh orang yang dipimpinnya. Sehingga, sebagai pemimpin harus
bisa menjadi teladan, pembimbing, dan memberikan contoh kepada yang dipimpin.
Ketika seorang pemimpin itu di depan, ia tidak serta merta hanya memerintah.
Seorang pemimpin harusnya memberikan teladan dan tanggungjawab untuk membawa
kepada visi bersama yang telah direncanakan.
2. Ing
Madya Mangun Karsa
”Ing Madya Mangun Karsa” berarti
di tengah menggugah semangat. Seorang pemimpin dalam ketika berada di
tengah-tengah yang dipimpin harus bisa mengayomi, menjalin kebersamaan, dan
memotivasi untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin harus bisa merangkul yang
dipimpinnya, mau menerima kritik dan saran, serta mampu menggugah semangat
bersama untuk meraih visi bersama. Saat di tengah-tengah pemimpin harus bisa
membuat atmosfer organisasi menjadi positif, sehingga akan muncul semangat
bersama untuk saling memotivasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Tut Wuri
Handayani
”Tut Wuri Handayani” berarti dari
belakang memberikan dorongan. Seorang pemimpin juga harus bisa menempatkan diri
di belakang untuk mendorong individu-individu dalam organisasi yang dipimpinnya
berada di depan untuk memperoleh kemajuan dan prestasi. Pemimpin diharapkan
mampu untuk mendidik dan mengembangkan yang dipimpinnya agar terbentuk pula
pemimpin-pemimpin baru sehingga tercipta proses regenerasi. Sesuai dengan kata
pepatah yang menyebutkan Pemimpin yang baik adalah ia yang mampu menyiapkan
pemimpin selanjutnya yang lebih baik dari dirinya.
Dari tiga kalimat dalam filosofi di atas, kita dapat belajar bagaimana seharusnya seorang pemimpin itu memberikan sebuah peran kepada yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang baik harus bisa menempatkan diri dan peka terhadap lingkungan sekitar. Pemimpin harus bisa menempatkan diri di depan untuk memberikan teladan, di tengah untuk memberikan semangat, dan di belakang untuk memberikan dorongan, demi tujuan yang disepakati bersama.
Kita semua berharap Negeri ini akan
banyak memiliki pemimpin yang mampu benar-benar memimpin sesuai dengan filosofi
kepemimpinan tadi. Bukan pemimpin yang hanya mementingkan ego pribadi dan
golongan, tapi pemimpin yang mampu menginspirasi dan membawa Indonesia menjadi
lebih baik. Buat Ibu Pertiwi tersenyum dengan karya kita, mari menjadi pemimpin
yang luar biasa untuk Indonesia.
mantap bos qu
BalasHapus