Jumat, 09 Desember 2016

AKU MENJADI AKU KARENA KAMU

            Kelahiran manusia di dunia ini bukan suatu proses biologis belaka. Manusia idak lahir dari salah satu eksemplar dari jenis yang sama. Kelahiran manusia merupakan suatu proses manusiawi. Manusia lahir demi menuju keunikannyasebagai person.
Pada suatu ketika ia harus bertindak sendiri, memilih sendiri, ,memutusskan sendiri dan bertanggung jawab sendiri atas segala tindakannnya. Kelahiran manusia harus dilanjutkan dalam seluruh pendidikan. Keluarga berperan sangat penting dalam sleuruh perkembangan kepribadian seseorang.
Manusia lahir dan berkembang dalam satu lingkungan  manusiawi. Tanpa lingkungan manusiawi, manusia tiak akan menjadi manusia.
Sebagai contoh, di India pernah ditemukan dua anak yang sejak kecil diasuh olh seekor serigala dalam sebuah gua. Ternayata kelakuan mereka menajdi sama seperti serigala. Mereka meraung – raung ditengah malam dan tidak tidur di siang hari. Hal yang khas manusiawi baru mulai berkembang setelah mereka ditemukan dan dipindahkan ke lingkungan manusiawi.
Segala kekayaan manusiawi yang tersembunyi dalam diri seorang bayi baru diaktualisasikan dalam hubungannya dengan sesama. Lingkungan manusiawi ikut menentukan segala potensinya yang indah supaya dapat terwujud. Lingkungan manusiawi ikut menentukan segala potensinya yang indah supaya dapat terwujud. Lingkungan merupakan ikllim penentu bagi segala benih. Kalau iklimnya dingin , bunga tidak membuak diri. Iklim untuk manusia bukan iklim biologis. Manusia membutuhkan lingkungan manusiawi, tetapi lebih khusus adalah iklim cinta kasih.

        Bahasa sangat erat hubungannya dengan berpikir. Hubungan keduanya sama seperti hubungan jiwa dengan bada. Berpikir tidak terpisah dari suatu bahasa . keanekaragaman bahasa ikut menentukan keanekaragaman gaya berpikir. Berpikir tidak hanya menyangkut logika saja. Dalam bahasa tertentu terjelma suatu gaya melihat dan gaya menilai. Dunia budaya ikut menentukan kemungkinan – kemungkinan yang terbuka bagi kita. Kemungkinan dalam suatu budaya yang primitive sangat berbeda dengan kemungkinan yang terbuka dalam kebudayaan yang lebih maju.
Cerita tentang Robinson Croesoe pernah digunakan untuk membuktikan bahwa manusia dapat hidup sendirian. Robinson Croesoe mendarat dengan kapalnya di sebuah pulau yang tidaka da penguninnya. Di situ ia hidup selama 28 tahun. Maka kata orang, terbuktilah  bahwa manusia tidak membutuhkan sesame untuk memenuhi kebutuhannya. Pendapat ini mengabaikan bahwa Robinson Crosoe telah dididik dalam suatu dunia budaya tertentu dan peralatan yang ia bawa adalah buatan orang lain.
Jadi dapat di simpulkan bahwa manusia hanya dapat belajar bekerja dalam suatu lingkungan yang bersifat manusiawi. Manusia baru  mulai mengenal diri sebagai aku berkat hubungannya dengan  sesame. Manusia mengenal diri sebagai orang yang malas, rajin , simpatik , tampan dan lembut melalui kontak dengan sesama. Sifat-sifat seperti kikir, boros, sabar jujur dana dil mau mengatakan sesuatu tentang hubungan manusia dengan esamanya. Kesosialan merupakan eksistensi. Aku menjadi aku berkat sesamaku



Referensi
Adelbert Snijders, Antropologi filsafat, Manusia Paradoks dan Seruan : PT Kanisius, 2004


Tidak ada komentar:

Posting Komentar