HAKIKAT
MANUSIA MENURUT ALIRAN DALAM FILSAFAT
Untuk memahami hakikat
manusia tentang bagaimana manusia itu bergerak untuk melakukan segala hal dan
perilaku dalam kehidupannnya sehari - hari, membutuhkan pemahaman mengenai
kenyataan – kenyataan untuk membuktikannya.
Di dalam filsafat
manusia terdapat beberapa aliran, masing – masing aliran memiliki pandangan
tentang hakikat atau esensi manusia.
Dari sekian banyak aliran, terdapat dua aliran tertua dan terbesar yaitu
materialisme dan idealism. Aliran – aliran lain selain dua aliran tersebut pada
prinsipnya merupakan perkembangan terhadap kedua aliran tersebut.
Berikut beberapa aliran
terbesar dalam filsafat manusia :
1.
Materialisme
Materialisme adalah paham filsafat
yang meyakini bahwa esensi kenyataan, termasuk esensi manusia bersifat material
atau fisik. Ciri utama dari kenyataan fisik atau material adalah bahwa ia menempati ruang dan waktu, memiliki kekuasaan
dan bersifat objektif , maka ia bisa di ukur , dikuantifikasi (dihitung), di
observasi. Alam spiritual atau jiwa yang tidak menempati ruang tidak bisa
disebut esensi kenyataan, dan oleh karena itu ditolak keberadaannya.
Jenis lain dari materialisme adalah
naturalisme. Disebut naturalisme karena istilah materi diganti dengan istilah
alam(natural) atau organism. Materialisme atau naturalisme percaya bahwa setiap
gejala , setiap gerak, bisa dijelaskan menurut hokum kausalitas, hukum
sebab-akibat atau hukum stimulus – respons. Gejala yang kita amati tidak
bergerak dengan sendirinya, melainkan karena ada sebab-sebab eksternal yang
mendahului atau menggerakkannya. Tindakan
agresif yang dilakukan oleh manusia tidak terjadi begitu saja, melainkan
merupakan respons dari bagian-bagian tertentu di dalam system syaraf pusat
manusia terhadap stimulus tertentu, seingga tanpa bisa dibendung, ia mampu
melakukan tindakan agresif.
Ilmu –ilmu alam seperti
fisika,biologi,kimia,kedokteran adalah bentuk dari materialsmie atau
naturalisme,jika berasumsi bahwa esensi alam semesta (termasuk manusia) dan
objek kajian ilmu-ilmu alam sepenuhnya bersifat material, sehingga bisa
dijelaskan
2.
Idealisme
Kebalikan dari materialisme. Menurut Aliran ini , kenyataan sejati adalah
bersifat spiritual. Esensi dari kenyataan spiritual ini adalah berpikir. Dengan
diakui kenyataan sejati bersifat spiritual, bukan berarti para idealis menolak
adanya hokum alam.
Jika kenyataan pada dasarnya
bersifat spiritual atau nonfisik, maka hal -hal yang bersifat ideal dan normatif, seperti agama, hokum, nilai,
cita-cita atau ide, memegang peran penting dalam kehidupan.
Hukum dalam kehidupan bermayarakat
dan bernegara, serta agama dalam kehidupan social dan pribadi, merupakan
norma-norma yang menggerakkan perilaku manusia dan masyarakat manusia . Norma –norma
atau nilai-nilai tersebut adalah
panduan dan sekaligus sasaranke arah mana manusia hendak menuju atau kearah
mana perilaku manusia diarahkan untuk mewujudkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar