Minggu, 27 November 2016

MANUSIA DALAM FILSAFAT

HAKIKAT MANUSIA MENURUT ALIRAN DALAM FILSAFAT

Untuk memahami hakikat manusia tentang bagaimana manusia itu bergerak untuk melakukan segala hal dan perilaku dalam kehidupannnya sehari - hari, membutuhkan pemahaman mengenai kenyataan – kenyataan untuk membuktikannya.
Di dalam filsafat manusia terdapat beberapa aliran, masing – masing aliran memiliki pandangan tentang hakikat atau esensi  manusia. Dari sekian banyak aliran, terdapat dua aliran tertua dan terbesar yaitu materialisme dan idealism. Aliran – aliran lain selain dua aliran tersebut pada prinsipnya merupakan perkembangan terhadap kedua aliran tersebut.
Berikut beberapa aliran terbesar dalam filsafat manusia :

1.      Materialisme
Materialisme adalah paham filsafat yang meyakini bahwa esensi kenyataan, termasuk esensi manusia bersifat material atau fisik. Ciri utama dari kenyataan fisik atau material adalah bahwa ia  menempati ruang dan waktu, memiliki kekuasaan dan bersifat objektif , maka ia bisa di ukur , dikuantifikasi (dihitung), di observasi. Alam spiritual atau jiwa yang tidak menempati ruang tidak bisa disebut esensi kenyataan, dan oleh karena itu ditolak keberadaannya.

Jenis lain dari materialisme adalah naturalisme. Disebut naturalisme karena istilah materi diganti dengan istilah alam(natural) atau organism. Materialisme atau naturalisme percaya bahwa setiap gejala , setiap gerak, bisa dijelaskan menurut hokum kausalitas, hukum sebab-akibat atau hukum stimulus – respons. Gejala yang kita amati tidak bergerak dengan sendirinya, melainkan karena ada sebab-sebab eksternal yang mendahului  atau menggerakkannya. Tindakan agresif yang dilakukan oleh manusia tidak terjadi begitu saja, melainkan merupakan respons dari bagian-bagian tertentu di dalam system syaraf pusat manusia terhadap stimulus tertentu, seingga tanpa bisa dibendung, ia mampu melakukan tindakan agresif.

Ilmu –ilmu alam seperti fisika,biologi,kimia,kedokteran adalah bentuk dari materialsmie atau naturalisme,jika berasumsi bahwa esensi alam semesta (termasuk manusia) dan objek kajian ilmu-ilmu alam sepenuhnya bersifat material, sehingga bisa dijelaskan


2.      Idealisme
Kebalikan dari materialisme.  Menurut Aliran ini , kenyataan sejati adalah bersifat spiritual. Esensi dari kenyataan spiritual ini adalah berpikir. Dengan diakui kenyataan sejati bersifat spiritual, bukan berarti para idealis menolak adanya hokum alam.
Jika kenyataan pada dasarnya bersifat spiritual atau nonfisik, maka hal -hal yang bersifat ideal  dan normatif, seperti agama, hokum, nilai, cita-cita atau ide, memegang peran penting dalam kehidupan.
Hukum dalam kehidupan bermayarakat dan bernegara, serta agama dalam kehidupan social dan pribadi, merupakan norma-norma yang menggerakkan perilaku manusia dan masyarakat manusia .  Norma –norma  atau  nilai-nilai tersebut adalah panduan dan sekaligus sasaranke arah mana manusia hendak menuju atau kearah mana perilaku manusia diarahkan untuk mewujudkannya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar